Breaking News
Loading...
Friday, 25 August 2017

KENAKALAN ORANG TUA

"KENAKALAN ORANG TUA"
Oleh :
Munadzirul Amin

Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran, pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar, pemakaian narkoba, dan lain-lain.
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot.
Sungguh sangat di sayangkan para remaja saat ini dengan mudah melakukan perubahan social dan budaya dengan mengadopsi budaya luar tanpa adanya filter. Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya.
Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk. Berbagai acara yang menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut.


Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
- Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
- Kurangnya pengawasan dari orang tua
- Reaksi frustasi diri
- Broken home
- Lingkungan tempat tinggal
- Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
- Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
- Dasar-dasar agama yang kurang.
- Tidak adanya media penyalur bakat/hobi
- Masalah yang dipendam
- Pengaruh kawan sepermainan
- Relasi yang salah
- Informasi dan tehnologi yang negatif
- Pergaulan

Dan masih banyak faktor yang lainnya sebagai penyebab kenakalan remaja masa kini. contoh kenakalan remaja paling marak saat ini adalah pergaulan yang salah dan free sex membuat video tidak senonoh sendiri dengan kamera hape dengan pasangannya, dan ini bisa sangat merugikan dirinya sendiri dan orang tua.
Berikut contoh lain dari kenakalan remaja :

Membolos sekolah
Kebut-kebutan di jalanan
Geng motor
Penyalahgunaan narkotika
Perilaku seksual pranikah
Perkelahian antar pelajar
Melawan orang tua dan guru
Tawuran
berkelahi dengan teman
Nonton majalah atau video porno
Menghabiskan uang sekolah


“ Bagaimanakah peran orang tua ?
Kita mungkin bosan banget kalau ngomongin kenakalan remaja dan kenakalan anak-anak. Tapi, kita jarang dengarin ngomongin kenakalan orang tua. Padahal kalau mau dirunut lumayan banyak juga kenakalan orang tua dan memang sangat berpengaruh kepada kehidupan kita. Kenakalan orang tua ini bisa diperluas bukan hanya orang tua di rumah alias keluarga kita. Tapi orangtua di masyarakat seperti guru-guru di sekolah, orang-orang dewasa di lingkungan sekitar, orang-orang dewasa yang bisa kita lihat tampilan wajah dan aksinya di televisi, orang-orang dewasa yang saban hari kita temui di sekolah kehidupan kita, termasuk dalam hal ini adalah para orang tua yang menjadi pejabat di negeri ini.
Bukan maksud mau menjelek - jelekan orang tua kita, ini hanya sekadar renungan saja betapa kita suka lupa bahwa kenakalan remaja tidak bisa lepas juga dari teladan yang ssudah ada.
Nakal adalah suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu dsb, terutama bagi anak-anak). Juga berarti buruk kelakuan. Kalau kenakalan adalah kata sifat dari nakal atau perbuatan nakal. Bisa juga berarti tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku di masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 2003, hlm. 772)
Kenakalan orangtua dalam ikatan keluarga
Pertama, soal akhlak. Wallahu’alam apakah karena terlalu sibuk atau tidak mengerti harus berbuat banyak orang tua di rumah yang mengabaikan dalam soal akhlak Islam yang baik ini. Padahal, anak akan belsajar pertama kali dari cara orang tua, karena begitu dekatnya jarak antara kita dengan orang tua.
Menurut Muhammad Husain Abdullah, dalam kitabnya, Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm 100, disebutkan bahwa secara bahasa akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti kebiasaan (as-sajiyah) dan tabiat (at-thab’u). Sedangkan menurut istilah (makna syara’) akhlak adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah kepada seorang muslim untuk dimiliki tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya.
Sifat-sifat akhlak ini tampak pada diri seorang muslim tatkala dia melaksanakan berbagai aktivitas seperti ibadah, muamalah, dan lain sebagainya. Tentu, jika semua aktivitas itu ia lakukan secara benar sesuai tuntunan syariat Islam.
Para orang tua kita di rumah tidak semuanya faham soal ini. Bukan kita menjelek-jelekan, tapi memang faktanya ada yang begitu. Waktu saya di kampung, ada orang tua yang suka ikut ngomporin anaknya untuk berantem dengan temannya. Kata-kata penyemangat yang sebenarnya lebih terasa hasutan dihembuskan, “Kamu jangan mau kalah sama dia. Lawan!”, misalnya.
Akibatnya, anak-anak di satu keluarga itu jadi sombong dan sering nakal kalau bergaul, juga kerap berbuat onar karena merasa ada legalitas secara tidak tertulis dari orang tuanya itu. Jadi, merasa pasti ada yang bakal ngebelain mereka.
Kedua, mengabaikan pelaksanaan syariat. Urusan sholat seringkali jadi masalah. Pelaksanaan syariat untuk individu ini acapkali diabaikan. Kalau orang tua saja sholatnya sesukanya, atau bahkan tidak sama sekali akan menimbulkan dampak bagi anak. Apalagi jika menyuruh atau mengingatkan anaknya saja untuk sholat tidak pernah. Wah, mungkin tidak adil juga kalau di kemudian hari menyalahkan anak yang tidak sholat. Wong, orang tuanya saja tidak sholat dan tidak membimbing anaknya untuk sholat.
Allah berfirman :
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِا لصَّلوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ، لاَنَسْاَلُكَ رِزْقًا ، نَحْنُ نَرْزُقُكَ ، وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوى. طه :132
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezqi kepadamu, Kamilah yang memberi rezqi kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertaqwa. [QS. Thaahaa : 132]

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مُرُوْا اَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَ هُمْ اَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَ اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَ هُمْ اَبْنَاءُ عَشْرٍ. وَ فَرّقُوْا بَيْنَهُمْ فِى اْلمَضَاجِعِ. ابو داود، حديث حسن 1: 133
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 133].
Pengetahuan dalam hal pelaksanaan syariat untuk individu saja, khususnya berpakaian seringkali terabaikan oleh para orangtua. Kenakalan orang tua yang (mungkin saja) tidak disengsaja ini bisa membentuk karakter kita dan sudut pandang kita dalam melihat berbagai masalah. Wajar kalau kemudian banyak di antara temen cewek kita yang sulit dikasih tahu tentang wajibnya berjilbab kalau keluar rumah atau ada orang asing (bukan mahram) yang berkunjung ke rumahnya. Karena merasa berkerudung dan berjilbab tuh kalau mau ke tempat pengajian saja. Seperti yang dicontohkan orang tuanya.



Kenakalan orangtua di masyarakat
Pertama, menciptakan suasana yang tidak produktif. Kayaknya sudah jadi rahasia umum kalau untuk bapak-bapak kalau mereka sudah kumpul pasti ada saja yang dilakukan yang deket-deket dengan sikap malas. Bapak-bapak kalau mereka berdua, selain ngobrol bisa juga main catur. Kalau berempat, malah ada kemungkinan main gaple. Terutama kalau malam hari sambil nemani yang ronda (justru mereka yang keenakan, ditemani sama yang ngeronda).
Main catur dan main gaple ada yang bilang boleh-boleh saja kalau tidak pakek duit alias judi, cuma tidak muru’ah atau tidak menjaga kehormatan diri.
Belum lagi kalau ibu-ibu. Baik mereka berdua, bertiga, berempat, bahkan rame-rame di forum arisan, tetep saja yang dilakukan adalah ngegosip, ini umumnya.
Kedua, menyediakan sarana kemaksiatan. Pemilik pabrik narkoba rata-rata ya orangtua. Mereka yang jadi bandar besar ya kebanyakan para orangtua. Nah, yang mengkonsumsi narkobanya, selain orang dewasa, ada juga yang remaja. Wah, bukannya ngasih pelsajaran yang baik, malah menjerumuskan remaja demi keuntungan dan kepuasan materi yang ingin diraih para pengusaha barang haram itu.
Selain narkoba, kita juga sudah pada hafal kalau judi kini sudah membudaya. Mulai dari judi togel, sabung ayam, pacuan kuda, taruhan di pertandingan sepak bola, gaple yang pakek duit, rolet, dan casino, sampe judi via fasilitas pengiriman SMS untuk mendukung kontestan pilihannya di sajang pencarian bakat tertentu di televisi. Ternyata mereka malah memfasilitasi sarana kemaksiatan dan tentunya mencontohkan kenakalan.
Bukan hanya narkoba dan judi, orang tua di masyarakat juga malah menyediakan tempat hiburan seperti diskotik. Bukan berburuk sangka, tapi kenyataan umum yang namanya diskotik itu identik banget dengan tempat hura-hura, tempat mangkalnya orang-orang nakal, tempat transaksi narkoba, transaksi pelacuran, dan aktivitas maksiat lainnya. Pelakunya, banyak juga yang remaja.
Ketiga, pendidik yang abai. Sekolah dan kampus boleh dibilang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk belsajar bagi kita. Namun, seringkali tak seperti tujuan awalnya. Memang, tidak semuanya jelek. Tapi, kita bicara umumnya. Misalnya, ada oknum guru yang mengajarkan asusila kepada murid-muridnya. Faktanya, kalau sempat baca-baca berita ada oknum guru yang melakukan pelecehan seksual kepada muridnya. Yang begini ini bisa memicu kenakalan anak didiknya. Semoga saja jumlahnya tidak banyak orang tua di masyarakat yang model gini.
Kenakalan orangtua di pemerintahan
Gimana jadinya kalau pemerintah yang seharusnya menjadi pelindung paling kuat bagi rakyatnya justru malah mencontohkan kenakalan, efeknya jadi global.
Apa saja sih kenakalan orangtua di pemerintahan?
Pertama, Dengan kenakalannya alias buruk kelakuannya ketika sudah menyengsarakan rakyatnya. Seperti misalnya menaikkan harga BBM, biaya pendidikan yang tinggi, mahalnya ongkos kesehatan, tidak terjangkaunya harga-harga kebutuhan bahan pokok dan sejenisnya sudah bikin rakyat secara umum kesulitan mendapatkannya. Akibat kenakalan yang dilakukan pemerintah ini bisa memicu krisis sosial yang lebih parah.
Seringkali demi memenuhi kebutuhan hidup, banyak orang yang akhirnya menempuh cara-cara tidak halal. Ditambah pula dengan minimnya akses untuk mendapatkan pekerjaan atau mencari nafkah, kian melengkapi kacaunya kehidupan karena semakin menumpuk persoalan-persoalan hidup yang baru. Menyedihkan banget akibat kenakalan pemerintah yang emang terkesan tega. Padahal waktu pemilu dulu, para jurkam sampe berbusa-busa menyampaikan pidatonya. Janji inilah, janji itulah. Pokoknya, bikin janji sebanyak-banyaknya. Tapi buktinya? “Kau yang berjanji, kau yang mengingkari.


Kedua, melanggengkan kemaksiatan. Kalau kenakalan orang tua di masyarakatcuma menyediakan sarana kemaksiatan, maka negara (dalam hal ini pemerintah) malah melanggengkan kemaksiatan. Karena apa? Karena sudah ngasih banyak izin untuk usaha-usaha pelacuran, diskotik, pabrik minuman keras, dan jenis kemaksiatan lainnya. Termasuk menutup mata terhadap problem-problem yang diakibatkan usaha pelacuran, diskotik, peredaran minuman keras dan narkoba, perjudian, dan sejenisnya. Ini adalah bentuk kenakalan orang tua di pemerintahan yang sangat membahayakan.
Belum lagi kalau ngelihat aksi para orang tua yang jadi pejabat pemerintah yang mencontohkan praktik korupsi, suap-menyuap, dan sejenisnya yang full maksiat. Jadinya kita kepikiran gimana mereka mau ngurus rakyat kalau mereka sendiri harus diurus dan diawasi karena begitu nakalnya.
     
Wahai para orangtua, dengarlah kami !!!
Tolong dong jangan salahkan kami terus. Seolah yang salah itu remaja, yang selalu nakal pasti remaja. Padahal, kami adalah korban dari kondisi yang ada saat ini. Banyak orang tua di rumah yang kurang peduli, kurang menyayangi kami, dan tidak serius mengarahkan kami ke jalan yang benar. Memang tidak semua dari orang tua di rumah itu nakal, tapi sayangnya orang tua yang baik itu kalah jumlahnya dengan orang tua yang nakal.
Anak adalah amanah Allah SWT kepada ayah dan ibunya, oleh karena tiu harus senantiasa dipelihara, dididik dan dibina dengan sungguh-sungguh agar supaya menjadi orang yang baik, jangan sampai anak tersebut tersesat jalan dalam menempuh jalan hidupnya. Maka kewajiban orang tua terhadap anaknya bukan hanya mencarikan nafkah dan memberinya pakaian, atau kesenangan-kesenangan yang sifatnya duniawi, tetapi lebih dari itu orang tua harus mengarahkan anak-anaknya untuk mengerti kebenaran, mendidik akhlaqnya, memberinya contoh yang baik-baik serta mendoakannya.


Firman Allah SWT :

يايُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ اَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ اْلحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَّ يَعْصُوْنَ اللهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَ يَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ. التحريم:6

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS. At-Tahrim : 6]

Begitu pun dengan para orang tua di masyarakat, mohon dengarlah keluhan kami. sudah begitu banyak masalah yang ditimbulkan akibat kenakalan para orang tua di masyarakat yang seharusnya menjadi pilar kedua dalam penegakan hukum. Tapi, mereka malah menyediakan sarana kemaksiatan, menciptakan budaya yang tidak produktif, dan membiasakan malas belsajar serta mendidik yang setengah hati. Belum lagi para orang tua di masyarakat yang menjadi pemilik media massa (baik cetak maupun elektronik: koran, msajalah, tabloid, radio, televisi, dan juga internet) yang ‘hobi’ menampilkan bacaan, gambar dan tontonan yang merusak akhlak (pornografi, kekerasan, dan seks bebas) yang berlindung atas nama bisnis.
Juga kepada para orang tua di pemerintahan, yakni orang tua yang menjadi pejabat negara. Seharusnya ini adalah pilar paling kuat dalam penegakan hukum, tapi nyatanya malah ikut-ikutan nakal. Padahal kenakalan yang dilakukannya berdampak lebih besar bagi seluruh rakyat. Wahai para pejabat negara, dengarlah kesedihan kami akibat kenakalan yang bapak-ibu lakukan dengan menerapkan aturan kehidupan yang tidak benar dan tidak baik, yakni Kapitalisme-Sekularisme (termasuk juga Sosialisme-Komunisme). Karena yang benar adalah Islam. Ya, saatnya pemerintah menerapkan Islam sebagai ideologi negara untuk mengatasi persoalan kehidupan yang ada saat ini.


0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 SMA AL-KAUTSAR SEKARAN All Right Reserved